Tak pernah terbayang olehku akan tinggal di asrama bareng teman-teman yang beda daerah. Awalnya sih sedih, harus ninggalin keluarga tercinta di kampung halaman (cieee). Gak kebayang harus berpisah dengan guling dan bantal kesayangan. Mereka pasti merindukan kehangatan dari sang empunya (hiks..hiks..alay mode on). Sejak kecil aku emang jarang keluar rumah, entah kenapa aku begitu sayang ama rumah sampai-sampai aku gak rela kalau rumahku dihuni orang lain (emang beli rumah pake duit mu do?). Efeknya cukup membuatku menjadi anak yang (lumayan) pendiam. Kalo gak dipicu gak bakalan bisa rame.
Tuhan memang sudah menakdirkanku menjadi anak rumahan selamanya. Ini diperparah saat aku menerima beasiswa dari salah satu lembaga pendidikan selama 3 tahun. Konsekuensinya, aku harus tinggal di asrama bersama teman-teman. Aku yang selama ini tidak tahu apa-apa tentang dunia luar, harus tinggal di asrama yang semakin membuatku plonga-plongo, terisolir dari dunia luar. Sebenarnya tidak separah itu sih, tapi orang-orang bilang aku ini anak yang (lumayan) kuper.
Beruntung aku masih mengenal sesuatu yang kata orang-orang itu "Keren", "Gaul", "Anak Muda Banget". Apakah itu? Basket? Futsal? Fotografi? Band? Hehehe..kata terakhirlah yang aku maksud. Kuper kuper gini aku juga anak band lho...(sok pamer..). Posisi di band ku pun cukup keren, bagian nyepakin alat-a lat sebelum latihan. Cukup menggelikan sih, tapi tak apalah yang penting tetap anak band..
Tinggal di asrama tidak menghalangi hobi-hobiku yang ada sebelumnya. Salah satunya adalah menyapu, hehehe. Hobi yang cukup unik, aneh dan menggelikan. Saat masih tinggal di rumah dulu, aku emang kebagian nyapu halaman rumah. Saat menyapu aku merasakan bakat yang terpendam keluar dari tubuhku, seluruh energiku terpusat ke satu tumpuan tangan untuk mengayun gagang sapu, membersihkan setiap sudut-sudut ruangan tanpa terkecuali. Aku bersyukur saat mendengar peraturan asrama tentang piket lantai membersihkan asrama. Memang tidak setiap hari, ada jadwal tertentu. Setidaknya dengan menyapu aku selalu ingat rumah kampung halamanku. Banyak kenangan tentang menyapu yang terekam di memori otakku, salah satunya terjadi beberapa hari yang lalu. Ceritanya, saat itu giliran aku dan teman-temanku piket membersihkan lantai asrama. Kami membersihkan setiap sudut lantai asrama dengan cekatan tanpa meninggalkan noda sedikitpun. Maklum, kami semua lulusan ITS, salah satu universitas negeri terkemuka di Indonesia. Jangan berpikir ITS yang Institut Teknologi Sepuluh Nopember itu dulu, yang aku maksud ITS..Institut Tukang Sapu...Hehehe. Jadi jangan pernah ragukan kami. Dalam keadaan kantuk yang merasuk jiwa, aku berusaha tetap profesional dalam menyapu. Namun, emang lagi apes, tiba-tiba aku terhuyung saat sedang menyapu, kakiku menyenggol ember yang penuh dengan air untuk mengepel. Keseimbanganku hilang dan Sruoot.... Aku salto dengan gaya master kungfu di hadapan teman-temanku. Bukannya nolongin, eh mereka malah menertawakanku. Sial amat...Udah jatuh ketimpa pohon pula.
Terimakasih sudah mau membaca curhatanku :)
Cie Om sekarang punya blog...
BalasHapusFolback aku ya